Selasa, 25 Agustus 2015

USAI IKUTI SARASEHAN BLH, WARGA BELAJAR MEMBUAT LUBANG RESAPAN BIOPORI





Juwana, Pati – Mahasiswa Tim II KKN Undip kecamatan Juwana bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Pati mengadakan kegiatan Sarasehan Lingkungan Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat. Dalam acara tersebut diajarkan bagaimana cara-cara memanfaatkan sampah-sampah plastik serta pembuatan lubang resapan biopori. Perwakilan warga desa Growong Kidul yang mengikuti kegiatan tersebut sepulang dari sana bersama-sama membuat lubang resapan biopori didampingi oleh mahasiswa KKN Growong Kidul(21/8).

Bagi masyarakat desa mungkin lubang resapan biopori masih terdengar asing di telinga. Namun tahun-tahun terakhir ini seiring maraknya kampanye kelingkungan, lubang resapan biopori pun semakin gencar dikampanyekan. Dan kini LRB, begitu biasa disebutnya, semakin sering diperbincangkan dalam setiap forum-forum kelingkungan

Alamiahnya, biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut. Tetapi, di daerah perkotaan, keberadaan pepohonan semakin tergusur oleh bangunan-bangunan sehingga lubang biopori menjadi semakin langka. Lagi pula, banyaknya pepohonan tidak selalu mengartikan akan ada banyak air yang terserap, karena permukaan tanah yang tertutup lumut membuat air tidak dapat meresap ke tanah. Nah karena tidak cukup mengandalkan biopori alamiah maka dibuat lah LRB tadi dengan memanfaatkan pekarangan yang ada.

Warga sangat antusias mempelajari hal yang baru ini. Awalnya hanya 3 orang yang berkumpul kemudian berdatangan warga lain yang merasa penasaran dengan apa yang akan dibuat di pekarangan sempit di halaman samping rumah salah satu warga. Warga turut serta melihat proses pembuatan LRB tersebut. Proses pembuatan LRB itu didampingi oleh Rosyadi Athhar, mahasiswa jurusan Teknik Sipil Universitas Diponegoro yang sekaligus memberikan arahan saat proses pembuatan.

Cara membuatnya sangat sederhana. Pertama-tama, dibuat lah lubang silindris ke dalam tanah dengan diameter 10 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau jangan melampaui kedalaman air tanah pada dasar saluran atau alur yang telah dibuat. Pembuatan lubang dilakukan dengan bantuan alat bor tanah. Proses pembuatan ini semakin mudah dikarenakan BLH pada Sarasehan Lingkungan juga memberikan bantuan dua alat bor tanah, satu penutup biopori dan 2 botol cairan kimia Effective Microorganisms (EM 4) untuk setiap desa yang perwakilannya hadir.

Setelah lubang berhasil dibuat maka diisi lah lubang itu dengan sampah-sampah organic misalnya sampah dedaunan. Tambahkan terus dari hari ke hari maka nantinya bisa menjadi kompos. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang. Kemudian terakhir, mulut lubang dapat diperkuat dengan adukan semen selebar 2-3 cm, setebal 2 cm di sekelilingnya untuk mencegah longsor pada lubang.

Semua menjadi terasa lebih mudah ketika sudah dipraktekkan langsung, tidak serumit yang dibayangkan saat mendapatkan teorinya. Masyarakat desa pun paham manfaat LRB ini banyak, seperti ; memelihara cadangan air tanah, mencegah terjadinya keamblesan (subsidence) dan keretakan tanah, menghambat intrusi air laut,, mengubah sampah organik menjadi kompos, meningkatkan kesuburan tanah, menjaga keanekaragaman hayati dalam tanah, mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh adanya genangan air, mengurangi masalah pembuangan sampah yang mengakibatkan pencemaran udara dan perairan, mengurangi emisi gas rumah kaca (COZ dan metan), mengurangi banjir, longsor, dan kekeringan. Semoga ilmu tentang biopori ini terus tersebarluaskan agar bisa dirasakan manfaatnya kini dan nanti. (DL)

GROWONG KIDUL GOES TO SOCIAL MEDIA





Juwana, Pati – Di tengah-tengah perkembangan teknologi informasi yang semakin maju yang telah diimbangi oleh peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam mengelolanya, maka Pemerintah Desa Growong Kidul tidak mau kalah dalam melangkah maju. Dalam hal ini terkait pembuatan akun resmi desa Growong Kidul di media sosial popular saat ini yang didampingi oleh Tim II KKN Undip (22/8).

Mengapa hal ini perlu dibuat? Pertanyaan semacam ini mungkin seringkali muncul dalam benak masyarakat tradisional yang belum memahami manfaat besar dari media sosial dan perkembangan teknologi internet yang semakin meningkat setiap harinya. Pemerintah Desa dianggap perlu mengimbangi pergerakan warganya agar hubungan menjadi semakin dekat dan pelayanan terhadap warga menjadi semakin baik. Sudah semestinya disadari bersama bahwa masyarakat desa saat ini pun sudah tidak asing lagi dengan internet terlebih dengan media sosial yang semakin marak penggunaannya. Penggunanya (user) pun tidak terbatas usia maupun jenis kelamin.

Harapannya media sosial dan blog desa ini dapat memberikan warna baru dalam Pemerintah Desa Growong Kidul sebagai bentuk pelayanan bagi masyarakat setempat khususnya dan masyarakat luar daerah pada umumnya. Media sosial dan blog ini tidak dapat dipungkiri mampu memberikan manfaat yang besar bagi popularitas Desa Growong Kidul itu sendiri. Desa yang penuh dengan potensi ekonomi serta agenda-agenda desa yang sangat menarik perlu disiarkan ke masyarakat luar Pati. Sebagai pusat kerajinan kuningan dengan hasil produksi yang unik, khas dan menawan, Desa Growong Kidul sudah seharusnya dikenali tidak hanya oleh masyarakat Jawa Tengah saja tapi Indonesia pada umumnya. Selain itu agenda tahunan Sedekah Bumi atau biasa disebut Bersih Desa merupakan acara yang sangat unik dan menarik. Tentu saja ini dapat menarik minat banyak pengunjung dari luar Growong Kidul itu sendiri apabila diketahui oleh banyak pihak.

Maka dari itu, beberapa hari yang lalu Desa Growong Kidul telah meluncurkan akun resmi di media sosial Facebook dan Twitter dengan id Growong Kidul yang langsung bisa di-klik link nya di bagian kiri bawah blog ini. Anda akan langsung terhubung dengan homepage akun media sosial Growong Kidul di Facebook dan Twitter. Mari sukseskan itikad baik menyongsong transparansi, literasi, modernisasi dan mobilisasi masyarakat menuju masa depan yang lebih baik. Madhep Mantep Mbangun Desa! (DL)

MAHASISWA KKN UNDIP DAMPINGI IBU PKK BERKREASI DENGAN SAMPAH PLASTIK




Juwana, Pati – Mahasiswa Tim II KKN Undip desa Growong Kidul melakukan kegiatan pendaur-ulangan sampah plastik (20/8) bersama ibu-ibu PKK Induk di Balai Desa. Setelah sebelumnya Tim II KKN Undip mengadakan pelatihan dan sosialisasi daur ulang sampah bekerja sama dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) kabupaten Pati di pendopo kecamatan Juwana. Tim KKN setiap desa diwajibkan mengadakan kegiatan serupa terlebih tentang pemanfaatan sampah menjadi barang yang lebih berharga pada warga desanya.
 
Pada pukul 16.30 WIB, ibu-ibu mulai berkumpul di Balai Desa. Warga hadir sekitar pukul 15.15 WIB dikarenakan kebanyakan mereka pulang bekerja pukul 16.00 WIB setelah itu mereka masih harus mengurus anak-anak mereka sebelum pergi ke acara PKK. Kemudian acara dimulai pukul 17.00 WIB. Setelah menyanyikan mars PKK, ibu-ibu arisan terlebih dahulu kemudian baru memberikan kesempatan untuk tim KKN mengisi acara inti.

Pada acara PKK kali ini dipandu oleh dua mahasiswa yaitu Devi Evifani Turnip dan Caecilia Rosa Permatasari. Mereka mengajarkan pada ibu-ibu bagaimana berwirausaha dengan memanfaatkan barang-barang bekas atau sampah. Selain itu mereka juga mengajari cara membuat kerajinan tangan dari sampah plastik yaitu gelas plastik bekas.

Gelas bekas itu dapat dimanfaatkan setiap sisinya. Bagian ujung gelas yang berbentuk lingkaran tebal dipotong sehingga dapat dimanfaatkan menjadi gantungan jilbab dengan merangkai beberapa lingkaran sejenis. Dengan tambahan satu hanger baju biasa, rangkaian tersebut dapat menjadi sebuah gantungan serbaguna, bisa jilbab atau pun kalung. Selain itu bagian gelas yang bawah dapat dimanfaatkan sebagai tirai lucu, penghias korden kreatif atau gantungan pintu yang cantik. Caranya sangat sederhana, cukup membilah badan gelas menjadi enam lalu sisakan ujungnya. Kemudian tangkupkan dengan gelas sejenis hingga membentuk bunga yang cantik. Setelah itu bunga dari gelas itu bisa dihias sesuai selera, biasanya menggunakan cat. 

Ibu-ibu PKK sangat antusias mengikuti pelajaran yang diberikan oleh tim KKN. Bahkan mereka meminta kelas khusus untuk pemanfaatan sampah bekas seperti gelas plastik itu, tidak di acara PKK. Tim KKN pun merasa sangat senang dapat memberikan dan membagikan sedikit pengetahuan mereka tentang kreasi kerajinan tangan ini pada ibu-ibu PKK tersebut. (DL)

USAI IKUTI SARASEHAN BLH, WARGA BELAJAR MEMBUAT LUBANG RESAPAN BIOPORI

Juwana, Pati – Mahasiswa Tim II KKN Undip kecamatan Juwana bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Pati mengadak...